MAKALAH
BAHAN KONTRUKSI TEKNIK
BATUAN ALAM
Disusun
Oleh :
1. Deden
Rusdian Maulana (12-22-201-027 ) SMT : 2
FAKULTAS
TEKNIK
PROGRAM
STUDI TEKNIK SIPIL
MATA
KULIAH BAHAN KONSTRUKSI TEKNIK 1
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH TANGERANG
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik
Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik. Ucapan terima kasih juga
saya ucapkan kepada Dosen Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik atas tugas yang
telah diberikan sehingga menambah pemahaman kami tentang Batuan Alam dalam
Makalah yang kami buat.
Dalam penyusunan
tugas atau materi ini tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penulisan dan penyusunan makalah ini tidak
lain berkat Allah SWT sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahan Konstruksi Teknik
juga disusun untuk memperluas ilmu tentang Bahan Konstruksi Teknik tentang
Batuan alam , yang kami dapatkan dari berbagai macam sumber informasi dan
referensi.
Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang. Kami sadar
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu
kepada Dosen Mata Kuliah kami meminta masukannya demi perbaikan pembuatan
makalah kami dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
Tangerang,12 Oktober 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Bagian luar
bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang
dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui
secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi
penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrology yaitu ilmu yang khusus membahas tentang batuan. Batuan beku
sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari hanya
saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara mempergunakannya saja, dan
sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-beluk mengenai batuan beku ini.
Secara sederhanabatuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma. Penggolongan batuan beku telah bayak dilakukan dari dahulu
hingga sekarang, namun karena tidak adanya kesepakatan antara ahli petrologi
dalam mengklasifikasikan betuan beku mengakibatkan sebagian klasifikasi dibuat
atas dasar yang berbeda-beda. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada
tiga patokan utama, yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia
yang terkandung dan bersarkan susunan mineraloginya.
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, penulis membatasi dengan hanya mengkaji masalah -
masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud
dengan batuan beku?
2. Bagaimana batuan beku
terbentuk?
3. Apa saja pembagian genetik
batuan beku?
4. Apa saja komposisi kimia
pembentuk batuan beku?
5. Apa saja mineralogi yang
membentuk batuan beku?
6. Bagaimana deskripsi batuan
beku?
1.3. Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan apa itu batuan
2. Menjelaskan bagaimana
proses terbentuknya batuan beku
3. Menjelaskan pembagian
batuan beku berdasarkan genetiknya
4. Menjelaskan komposisi
kimia pembentuk batuan beku
5.
Menjelaskan pembentuk batuan
beku berdasarkan mineraloginya
6.
Menjelaskan deskripsi batuan
beku?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. BATU
Batuan
ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik
yang telah padu maupun lepas.
2.2. BATUAN BEKU
Bagian
luar bumi tertutupi oleh daratan dan lautan dimana bagian dari lautan lebih
besar daripada bagian daratan. Akan tetapi karena daratan adalah bagian dari
kulit bumi yang dapat kita amati langsung dengan dekat maka banyak hal-hal yang
dapat pula kita ketahui dengan cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu
sama lain. Dari jenisnya batuan-batuan tersebut dapat digolongkan menjadi 3
jenis golongan. Mereka adalah : batuan beku (igneous rocks), batuan
sediment (sedimentary rocks), dan batuan metamorfosa/malihan (metamorphic rocks).
Batuan-batuan tersebut berbeda-beda materi penyusunnya dan berbeda pula proses
terbentuknya.
A. PENGERTIAN
BATUAN BEKU
Batuan
beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
B. KLASIFIKASI
BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT TERJADINYA)
Penggolongan
ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku, pembagian
batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan batuan
lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :
1. Batuan beku Intrusif
Batuan
ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam
atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik
diantaranya, pendinginannya sangat lambat(dapat sampai jutaan
tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna
bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif. Tubuh batuan beku intrusif
sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma
dan batuan di sekitarnya. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan.
berdasarkan kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh
batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur
tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut diskordan.
yaitu:
- Batholit, merupakan tubuh
batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya tidak beraturan,
memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang
berkomposisi agak berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma
pembentuk batholit. Beberapa batholit mencapai lebih dari 1000 km
panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian geofisika dan penelitian
singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30 km.
Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena
tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit
dapat mendorong batuan yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos
dapat tertekan ke atas oleh magma yang bergerak ke atas secara perlahan,
tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik melepaskan
fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik,
sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan
sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap di
dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma
yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
- Stock, seperti batolit,
bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan
batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh
batholit atau bagian atas batholit.
- Dyke, disebut juga gang,
merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit,
berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya
sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
- Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung
api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah
batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang
bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk
yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya
adalah sill, lakolit dan lopolit.
- Sill,
adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan
batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
- Lakolit,
sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan
yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai.
Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses
geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
- Lopolit, bentuknya mirip
dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.
2. Batuan Beku
Ekstrusif
Batuan
beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai
struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan
lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
- Sheeting joint, yaitu struktur
batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
- Columnar joint, yaitu struktur yang
memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti batang pensil.
- Pillow lava, yaitu struktur yang
menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses
pembekuan terjadi pada lingkungan air.
- Vesikular, yaitu struktur
yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini terbentuk
akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
- Amigdaloidal, yaitu struktur
vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit, kuarsa
atau zeolit
- Struktur aliran, yaitu struktur yang
memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah tertentu akibat
aliran.
C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI
KIMIA
Batuan
beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral penyusun batuan
beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa
oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3,
FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+,
P2O5, dari persentase setiap senyawa kimia dapat
mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan meineral.
Analisa
kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal, pendugaan
temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi kegunaan
lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan
beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi
kimia
yang berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat
segar dan belum mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan
yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini
disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan melalui
analisa kimiawi.
Pembagian
Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida
Contohnya
pada tabel berikut ini :
OKSIDA
|
GRANIT
|
DIORIT
|
GABRO
|
PERIDOTIT
|
SiO2
|
72,08
|
51,86
|
48,36
|
43,54
|
TiO2
|
0,37
|
1,50
|
1,32
|
0,81
|
Al2O3
|
13,86
|
16,40
|
16,84
|
3,99
|
Fe2O3
|
0,86
|
2,73
|
2,55
|
2,51
|
FeO
|
1,72
|
6,97
|
7,92
|
9,8
|
MnO
|
0,06
|
0,18
|
0,18
|
0,21
|
MgO
|
0,52
|
6,21
|
8,06
|
34,02
|
CaO
|
1,33
|
3,40
|
11,07
|
3,46
|
Na2O
|
3,08
|
3,36
|
2,26
|
0,56
|
K2O
|
0,46
|
1,33
|
0,56
|
0,25
|
H2O+
|
0,53
|
0,80
|
0,64
|
0,76
|
P2O5
|
0,18
|
0,35
|
0,24
|
0,05
|
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di
atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari
setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah
terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke batuan peridotit
(batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit (batuan asam) semakin
bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya,
asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja,
sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis
mineral.
Batuan
Intrusi
|
Batuan
Ekstrusi
|
Granit
|
Riolit
|
Syenit
|
Trahkit
|
Diorit
|
Andesit
|
Tonalit
|
Dasit
|
Monsonit
|
Latit
|
Gabro
|
Basal
|
Dasar
pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan seperti
kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SIO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama
Batuan
|
Kandungan
Silika
|
Batuan
Asam
|
Lebih
besar 66 %
|
Batuan
Menengah
|
52
– 66 %
|
Batuan
basa
|
45
– 52 %
|
Batuan
Ultra basa
|
Lebih
kecil 15 %
|
Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:
Nama Batuan
|
Kandungan Silika
|
Leucocratic
|
0
– 33 %
|
Mesocratic
|
34
– 66 %
|
Melanocratic
|
67
– 100 %
|
Berdasarkan
kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
a)
Batuan felsik : dominan
felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
b)
Batuan mafik : dominan
mineral mafik, biasanya berwarna gelap.
c)
Batuan ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang
sangat erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk
mengetahui jenis magma, tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke
permukaan dan kedalaman zona Benioff.
D. KLASIFIKASI
BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI
Analisis
batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan beku
didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya
dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid
untuk mineral felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol,
piroksen dan olovin.
Klasifikasi
yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan sejarah
pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku
menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti
tekstur granular member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur
porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan
tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi :
a. Batuan Dalam
Batuan
Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat
pembesar.
b. Batuan Gang
b. Batuan Gang
Batuan
Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c. Batuan Gang
c. Batuan Gang
Batuan
Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan Lelehan
d. Batuan Lelehan
Batuan
Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan
atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa.
E. STRUKTUR
BATUAN BEKU
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan
bentuk batuan beku dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
a.Struktur Bantal (pillow structure)
Struktur
Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi
tertentu yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran
antara 30 – 60 cm dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan
terisi
oleh bahan-bahan dari sedimen klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya
terbentuk di laut dalam.
b. Struktur Vesikular
b. Struktur Vesikular
Struktur
Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat rongga-rongga
yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya rongga-rongga
terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava
setelah mengalami penurunan tekanan.
c. Struktur Aliran
Struktur
Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan
homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan
komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur
aliran dicerminkan dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar,
perbedaan warna dan teksturnya.
d. Struktur Kekar
d. Struktur Kekar
Struktur
Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua jenis
batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan
oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami
pembekuan.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan menghasilkan struktur bongkah.
Retakan dapat pula membentuk kolom-kolom yang dikenal dengan struktur kekar meniang (columnar jointing), hal ini disebabkan karena adanya pendinginan dan penyusutan yang merata dalam magma dan dicirikan oleh perkembangan retakan membentuk segi empat, segi lima atau segi enam, umumnya terdapat pada batuan basal.
F. DISKRIPSI
BATUAN BEKU
a. Kelompok
Granit
1) Phanertik
Granit
dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit,
kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini
tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna
antara putih dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur
batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular.
Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki
tekstur porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit
di dalam tubuh granit.
Struktur
yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga
kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh
proses konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan.
Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang bisaanya
ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur lain yang basa
adalah struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:
Ø Mineral
Utama (essential mineral)
Mineral
utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan
mikraklian, plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin,
biotit.
Ø Mineral
pengiring ( accessor/mineral)
Dengan
bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon,
apatit, rutil sphen dan oksida besi.
Ø Mineral
skunder (Secondary mineral)
Mineral
Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak berpindah tempat,
didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh
proses pelapukan .
Kandungan
mineralogi dan presentase tiap mineral
Mineral
|
1
|
2
|
Kuarea
|
10
– 40%
|
25%
|
Potasium
|
80
– 60%
|
40%
|
Soda
plaglokirs
|
0
– 359%
|
26%
|
Hombende
|
10
– 35%
|
1%
|
Blotit
|
6%
|
|
Magnetit
|
2%
|
|
Limenit
|
1%
|
Pengamatan
secara petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti terlihat pada foto 1
halaman 113 dimana nama batuan itu adalah granit dengan mineral utamanya adalah
plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan
tekstur mosaish. Foto 2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral
bertekstur equigranuiar terdiri dari plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende
yang mulai berubah menjadi klorit terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat table 4.7.
Tabel
4.7.
Komposisi
kimia dari batuan granit.
Senyawa
Kimia
|
1
|
2
|
3
|
SiO2
|
73,86
|
70,18
|
72,70
|
TiO2
|
0,20
|
0,39
|
0,26
|
AI2
O3
|
13,75
|
14,47
|
13,39
|
Fe2O3
|
0,78
|
1,57
|
1,25
|
FeO
|
1,13
|
1,78
|
0,20
|
MnO
|
0,05
|
0,12
|
0,09
|
MgO
|
0,26
|
0,88
|
0,30
|
CaO
|
0,72
|
1,99
|
1,89
|
Na2O
|
3,51
|
3,48
|
2,00
|
K2O
|
5,13
|
4,11
|
3,94
|
H2O+
|
0,47
|
0,84
|
0,01
|
P2O5
|
0,14
|
0,19
|
2) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan
instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran
dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike
terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan antara tipe
plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar
(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang
berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan.
Tekstur
aliran dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian
menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang berbentuk
sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium
feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas
sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral
pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral sekunder
terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Tabel
4.8;
Komposisi
kimia batuan riolit
Senyawa
kimia
|
|
biO2
|
73,66
|
TiO2
|
0,22
|
Al2O2
|
13,46
|
Fe2O3
|
1,26
|
FeO
|
0,75
|
MnO
|
0,03
|
MgO
|
0,32
|
CaO
|
1,13
|
NaO
|
2,09
|
K2O
|
5,35
|
H2O
|
0,78
|
P2O5
|
0,07
|
Hasil
analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan
persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan
persentase kimia dari batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh
berbeda.
b.
Kelompok Syenit
1)Phaneritik.
Gyenit
biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang
besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi
dengan granit sebagai fasies tipis.
Tekstur
yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin, peneritik, dan batuan
plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi
irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh
berlimpahnya mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium
feldspar dari jenis ortoklas dan mikrolin, plagioklas dari jenis albit –
oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende sebagian be dan piroksen.
Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan
apatit.
Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian
membentuk variasi dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit
dapat dilihat pada table 4.9
Tabel
4.9;
Komposisi
mineralogy batuan gyenit
Mineral
|
1
|
2
|
Potasium
feldspar
|
30
– 80%
|
72%
|
Soda
plagloklas
|
6
– 25%
|
12%
|
Mafik
mineral
|
10
– 40%
|
|
Biotit
|
2%
|
|
Homblende
|
7%
|
|
Idino
pirokrin
|
4%
|
|
ilmenit
|
2%
|
|
1%
|
||
Variasi
kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali
(Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan
mineral potassium feldspar.
Tabel
4.10;
Komposisi
kimia batuan syenit
Senayawa
kimia
|
1
|
|
SiO2
|
61,86
|
59,41
|
TiO2
|
0,68
|
0,83
|
Al2O3
|
6,91
|
17,18
|
Fe2O4
|
2,32
|
2,19
|
FeO
|
2,63
|
2,83
|
MnC
|
0,11
|
0,08
|
MgO
|
0,96
|
2,02
|
CaO
|
2,34
|
4,06
|
Na2O
|
5,46
|
3,92
|
K2O
|
5,91
|
6,53
|
H2O+
|
0,62
|
0,63
|
P2O5
|
0,19
|
0,38
|
2)Aphantit;
Batuan
kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi
daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur
poroiritik.
Tekstur
batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak
daripada masa dasar. Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk
didentifikasi. Tekstur lain yang biasa terdapat adalah tekstur aliran.
Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini, sedangkan struktur
vesikuler biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.
Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis
sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit
biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi
panamaan dari batuan dan biasanya diletakkan di depan dari trakit sebagai
cimtoh augit trakit.
Kandungan
mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende, biotit,
K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit.
Bila batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran
Kristal dari mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat disebut
holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam sayatan tipis ini terlihat
kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas berbentuk
subhedral sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan,
kuarsa berbentuk ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit
berbentuk kubur dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam
sayatan ini berwarna nitara (opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan
kalsit yang berasal dari ortoklas atau plagioklas.
Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada table 4.12 yaitu
terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.
Tabel
1.12;
Komposisi
kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa
kimia
|
1
|
2
|
SiO2
|
61,95
|
58,31
|
MO2
|
0,73
|
0,66
|
Al2O3
|
18,03
|
18,06
|
Fo2O3
|
2,33
|
2,54
|
FeO
|
1,61
|
2,02
|
MnO
|
0,13
|
0,14
|
MgO
|
0,63
|
2,07
|
CaO
|
1,89
|
4,26
|
Na2O
|
6,55
|
3,85
|
K2O
|
6,53
|
7,38
|
H2O
|
0,54
|
0,53
|
P2O5
|
0,18
|
0,20
|
c. Kelompok Diorit
1.
Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan
asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy
berada di tengah dari kedua kelompok itu.
Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi
dengan yang besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan
banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral.
Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis
oligloklas – andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah
bahwa batuan itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan
batuan tersebut bersifat asam. Mineral pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat
apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali. Tabel 4.13. memperlihatkan
posisi mineral dari batuan kelompok diorite
Tabel
4.13;
Komposisi
mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral
|
Dient
kuarsa
|
Dorit
|
Kuarsa
|
20%%
|
2%
|
Andesine
|
56%
|
64%
|
Potassium
feldspar
|
6%
|
3%
|
Biotit
|
4%
|
5%
|
Amphibi
|
8%
|
12%
|
Pirokam
|
2%
|
11%
|
magnetit
|
2
|
2%
|
Komposisi
kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table
4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma
yang bersifat anam atau basa.
Tabel
4.14;
Komposisi
kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa
kimia
|
1
|
2
|
3
|
Sio2
|
1,86
|
56,77
|
55,49
|
TiO2
|
1,60
|
0,84
|
0,91
|
Al2O3
|
16,40
|
16,67
|
18,46
|
Fe2O3
|
2,73
|
3,16
|
1,39
|
FeO
|
6,97
|
4,40
|
7,07
|
MnO
|
0,18
|
0,13
|
0,16
|
MgO
|
6,12
|
4,17
|
8,10
|
CaO
|
8,40
|
6,74
|
7,47
|
Na2O
|
3,36
|
3,39
|
4,09
|
K2O
|
1,33
|
2,12
|
1,60
|
H2O+
|
0,80
|
1,36
|
2,13
|
P2O5
|
0,35
|
0,25
|
0,28
|
2)
Aphantik
Andesit
banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder,
seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit.
Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral,
sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran
terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana plagioklas dikelilingi
oleh barisan paralel.
Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana
pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris
dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit
plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan diorite,
seperti terlihat pada table 4.14. Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal
ini disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada
foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116
dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine,
sedikit kuarsa, homblende, biotit dan magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri
dari homblende andesit.
Sama
besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut
porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis
andesin, dan homblende. Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas,
homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini terlihat adanya struktur aliran
yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi fenokris plagioklas.
Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari plagioklas dan
homblende, sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan
sedikit olotit dimana matrik di sini sangat hlaus.
d.
Kelompok Gabro
1. Phanerttih
Gabro
dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai
batuan platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan
mineral yang dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.15.
Tekstur
yang biasa terdapat adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan
pegmatik. Dimana butiran kristal berukuran kasar-kasar.
Struktur
yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem join. Struktur aliran
terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di dalam
sayatan tipis ada hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur
korona. Hal ini di sebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari
pusat.
Suatu
contoh inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh
yang lain inti aupit dan rim semakin keluar dari homblende dan terluar
ditempati oleh kiorit.
Komposisi
mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase silika
relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi,
dan sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral
feromagnesa lebih banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan
sebelumnya.
Tabel
4.15
Penamaan
batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Labradorit
|
Plagioklas
Bytownit-Anortit
|
|||||
Piroksin
|
Tanpa
olivin
|
Dengan
olivin
|
Tanpa
olivin
|
Dengan
olivin
|
||
Augit
|
Orto
gabro
|
Olivin
gabro
|
Eukrit
|
Olivin
eukrit
|
||
Augit
dan ortopiroksen
|
Hipersten
gabro
|
Olivin
hipersten gabro
|
||||
Ortopiroksen
|
Norit
|
Olivin
norit
|
Hipersten
eukrit
|
Olivin
hipersten eukrit
|
||
Tanpa
piroksen
|
(anorthosit)
|
troksolit
|
(anorthosit)
|
Allivalit
|
||
Komposisi
kimia dari batuan gabro
Senyawa
kimia
|
1
|
2
|
Si
O2
|
43,36
|
48,24
|
Ti
O2
|
1,32
|
0,97
|
AL2
O3
|
6,84
|
17,88
|
Fe
O3
|
2,55
|
3,16
|
FeO
|
7,92
|
5,90
|
MnO
|
0,18
|
0,13
|
MgO
|
3,06
|
7,51
|
CO
|
11,07
|
10,90
|
Na2O
|
2,26
|
2,55
|
K3O
|
0,56
|
0,89
|
Fl2O
|
0,04
|
1,54
|
P2
O5
|
0,24
|
0,28
|
Kandungan
mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit, anorditsedangkan
yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont. Mineral fromagresia dari
piroksen jenis orto piroksen maupunklino piroksen (augit). Mineral olivine
jarang sekali didapatkan dalam keadaan segar. Pada umumnya telah mengalami
alterral. Bila terdapat mineral ini didalam batuan gabro maka penamaan batuan
tersebut menjadi olivine gabrro. Sebagai mineral penggiring dan seperti magnetit,
ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel dimana jumlah mineral-mineral
tersebut sangat kecil.
Tabel
4.17 memperlihatkan kandungan mineral dari batuan gabro.
Tabel
4.17
Kandungan
mineral dari batuan gabro
Mineral
|
%
|
labrodorit
|
65
|
biotit
|
1
|
amphibol
|
3
|
Orto
piroksen
|
6
|
Klino
piroksen
|
14
|
olivin
|
7
|
magnetit
|
2
|
ilmenit
|
2
|
2. Aphanitik
Batuan
aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk
sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa
lembaran di permukaan bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan
dengan sabuk orogenik (orogenic belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas
sekali bahkan sampai 200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft.
Suatu contoh sangat baik adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di
Indonesia adalah lava gunung galunggung.
Tekstur
yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan.
Tekstur porpiritik disusun dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris
sedangkan sebagai masa dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran
terlihat di bawah mikroskop berupa penokris yang dikelilingi oleh
mikrokristalin secara teratur.
Struktur
yang banyak terdapat pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh
lava dari gunung di hawai. Permukaan pada aliran lava sering di temukan
struktur rongga (versikular). Struktur meniang berbentuk polgoral yang tegak
lurus. Dan struktur bantal dari lava dimana pendinginannya terdapat di bawah
permukaan air, struktur ini berbentuk lava sub spheroldal.
Komposisi
mineralogi dan kimiawi dari basal banyak kesamaannya dengan gabro terutama di
dalam komposisi khals. Tabel 4.18 analisis kimiawi dari batuan basal dari
tholeltik dan high alkalin.
Tabel
4.18
Komposisi
kimiawi dari batuan basal
Senyawa
kimia
|
1
|
2
|
Si
C2
|
50,33
|
49,43
|
TO2
|
2,03
|
1,00
|
Al2O3
|
14,01
|
18,85
|
Fe2O3
|
2,88
|
1,58
|
FeO
|
9,00
|
8,08
|
MnO
|
0,18
|
0,18
|
MgO
|
6,84
|
5,93
|
CaO
|
10,42
|
10,14
|
Na2O
|
2,23
|
3,60
|
K2O
|
0,84
|
0,99
|
H2O
|
0,91
|
0,58
|
P2O5
|
0,23
|
0,20
|
Komposisi
mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa olivine
Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin. Panokris
terjadi dari mineral augit, hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang
olivin dan terbanyak plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari
magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat mudah terkena alterasi dengan
sedikit uap air dan air panas di daerah vulkanik akan menghasilkan oksida besi
dari mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya akan Fe dan
Mg, yaitu mineral olivine.
Pengamatan
secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat pada foto 10 dan
11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari
jenis labra. Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan
mineral yang khas untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine
mudah sekali terubah menjadi oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral
ubahannya ialah klorit, oksida besi yang berwarna coklat dan serpantin. Batuan
ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan norit (foto 12) ,disusun
oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit, plagioklas
klasik. Sebagai mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan
pirit yang berbentuk subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik
ialah biotit dan klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan
diabas (foto 13) memperlihatkan fotomikrograp denhan mineral-mineral
penyusunnya ialah plagioklas dari jenis labradorit, piroksin, dari jenis augit,
dimana mineral yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk subhedral
euhedral. Sebagai mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin
terutama bagian tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang
berbentuk mikro.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Batuan
ialah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik
yang telah padu maupun lepas.
Material
padat dapat terjadi dari agregat mineral yang tersusun oleh 1 macam mineral
maupun dari berbagai mineral.
Batu
adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu.
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
membeku.
Batuan
beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi.
Batuan
beku berdasarkan komposisi kimianya yaitu Salah satu klasifikasi batuan
beku dari senyawa oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2,
Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O,
H2O+, P2O5.
Batuan
beku berdasarkan mineraloginya,biasanya dipergunakan adalah mineral kuarsa,
plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral felsik. Sedangkan untuk
mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Struktur
batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran,
struktur kekar.
Deskripsi
batuan beku dikelompokkan menjadi 5, yaitu kelompok granit, kelompok
synit, kelompok diorit, kelompok gabro dan kelompok utra basa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar